Sabtu, 07 Oktober 2017

Bosan Perih

Singkat kata, aku marah. 

Aku menulis ini bukanlah atas nama cinta dan air mata. Aku menulis kali ini atas nama amarah yang membelenggu dan membuat lidah kelu selepas semalaman bermimpi tentangmu. Aku menulis tetek bengek ini demi membentak diri sendiri yang setelah sekian lama masih menggenggam sayang dalam jemari. 

Sekarang ini, aku lelah. 

Sempat aku romantisasi caraku mencinta yang tak tahu waktu dan tak paham sakit. Nyatanya, kini tiba waktunya aku mengutuk kesetiaan tanpa dasar dan menyumpahi sayang yang bertahan. Persetan dengan diriku yang tak tahu diri menyayangimu dari jauh; tanpa harapan, tanpa tujuan. Persetan dengan alam bawah sadarku yang kerap mengingatkanku akan dirimu dan kemustahilan angan; kita yang bersama dan bahagia. Persetan juga dengan asaku yang diam-diam terus memupuk benih harapan yang masih hidup.

Ah, sudahlah. 

Biarkan aku marah dan terdiam, berusaha membunuh rasa dan menata hati baik-baik. Biarkan aku yang berjuang untuk berhenti demi kamu yang tak tahu menahu. Biarkan aku menahan diri saja dan berdoa agar kamu terus bahagia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar